Kemendag Dorong Kebijakan Berbasis Data untuk Pemberdayaan Perempuan di Sektor Perdagangan

NASIONAL (BP) – Badan Kebijakan Perdagangan (BKPerdag) Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan International Trade Center (ITC) meluncurkan laporan SheTrades Outlook Indonesia dalam rangkaian kegiatan lokakarya dan diskusi She Trades Outlook Indonesia 2024.
Kegiatanyang membahas laporan profil Indonesia dan rekomendasi kebijakan terkait partisipasi perempuan dalam sektor perdagangan ini di laksanakan pada 6—8 Agustus 2024 di Jakarta.“Saat ini,peran wanita di dalam dunia usaha semakin meningkat, termasuk di bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)yang merupakan salah satu kontributor terbesar dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini menjadi bukti peran penting wanita dalam perekonomian Indonesia,” jelas Kepala BKPerdag, Kasan di kesempatan terpisah.
Menurut Kasan, UMKM memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan pengentasan kemiskinan melalui kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penciptaan lapangan kerja, serta konsumsi barang dan produk setengah jadi.
Diperkirakan, pada 2023, lebih dari 66 juta unit bisnis atau 99 persen dari total bisnis di Indonesia merupakan sektor UMKM.Sekretaris BKPerdag, Ari Satriadalam pembukaan lokakaryamenerangkan, salah satu tantangan dalam memetakan kondisi terkini keterlibatan dan peran wanita di sektor perdagangan adalah sangat terbatasnya data perdagangan berdasarkan gender.
“Pengumpulan data sangat penting untuk melihat karakteristik, tantangan, dan peluangbagi para wanitadi sektor perdagangan,” jelas Ari.Oleh karena itu, lanjut Ari, Kementerian Perdagangan akan terus berupaya untuk mendukung tersedianya sumber data yang akurat dalam menciptakan ekosistem perdaganganIndonesiayang lebih inklusif, adil, dan responsif terhadap gender, serta memberdayakan perempuan untuk berkontribusi penuh terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
“Peluncuran SheTrades Outlook Indonesiadan rangkaian kegiatan lokakarya serta diskusi memberikan wawasan berharga mengenai tantangan dan peluang bagi perempuan dalam perdagangan internasional. Indonesia dapat secara efektif memanfaatkan laporan dan kesempatanini untuk menyusunkebijakan perdaganganyang responsif gender,” terang Ari.
Wakil Direktur EksekutifITC, Dorothy Tembosecara terpisah menyampaikan,Indonesia adalah sebuah economic powerhouse dengan dua pertiga usaha kecilnya dimiliki oleh perempuan. Melalui kegiatan ini, ITCmemanfaatkan kemajuan yang dicapai Indonesia dalam meningkatkankebijakan responsif gender dan memperkuat kontribusi perempuan terhadap pertumbuhan negara yang inklusif dan didorong oleh perdagangan.
“Upaya Indonesia untuk mengutamakangender dalam ekosistem kebijakan dapat menjadi inspirasi bagi negara-negara ASEAN dan seluruh dunia untuk memastikan inklusi perempuan dalam perekonomian,” tandas Dorothy.
SheTrades Outlook merupakan program dari ITC yang diluncurkan pada 2020. Program ini bertujuan untuk melakukan pemetaan keterlibatan dan pemberdayaan wanita pada sektor perdagangan dengan enam pilar yang terdiri dari Kebijakan Perdagangan, Kerangka Hukum dan Peraturan, Lingkungan Bisnis, Akses terhadap Keterampilan, Akses terhadap Keuangan, serta Pekerjaan dan Masyarakat.Saat ini terdapat 54 negara yang telah terlibat pada SheTrades Outlook.Pada 2023, Indonesia menyatakan keterlibatannya pada SheTrades Outlook denganBKPerdag Kementerian Perdagangan sebagai Government Focal Point.
Pelaksanaanrangkaiankegiatan SheTrades Outlook Indonesiapada 2024terdiri dari pemetaan data oleh National ConsultantITC melalui wawancara terhadap 23 instansi responden, pelaksanaan pelatihan,rapat validasi data SheTrades Outlook Indonesia,dan pelatihanpengembangan kapasitas terkait topik ‘Gender Mainstreaming into Trade Policy’.Laporan SheTrades Outlook Indonesiasecara lengkap dapat diunduh melalui tautan https://kemend.ag/SheTradesOutlookIndonesia.
Sumber : Biro Humas Kemendag

Tinggalkan Balasan

You cannot copy content of this page